Budidaya Bebek Peking
= Bebek Peking merupakan salah satu jenis bebek dalam kategori bebek
pedaging, karena itu para peternak bebek peking memanen ternakannya
sebagai daging. Olahan makanan dari daging bebek peking sangat
bervariasi dan cukup mendapat tempat di masyarakat. Selain itu
pertumbuhan bebek peking relatif cepat, sehingga tidak heran bisnis
bebek peking ini cukup prospektif untuk ditekuni. Sebagai upaya untuk
memaksimalkan budidaya dan bisnis Bebek peking ini telah dikembangkan
pola Kemitraan Peternakan Bebek Peking.
Itik
dikenal juga dengan istilah Bebek (bhs.Jawa). Nenek moyangnya berasal
dari Amerika Utara merupakan itik liar ( Anas moscha) atau Wild
mallard. Terus menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik yang
diperlihara sekarang yang disebut Anas domesticus (ternak itik).
Secara
internasional ternak itik terpusat di negara-negara Amerika utara,
Amerika Selatan, Asia, Filipina, Malaysia, Inggris, Perancis (negara
yang mempunyai musim tropis dan subtropis). Sedangkan di Indonesia
ternak itik terpusatkan di daerah pulau Jawa (Tegal, Brebes dan
Mojosari), Kalimantan (Kecamatan Alabio, Kabupaten Amuntai) dan Bali
serta Lombok.
Klasifikasi (penggolongan) itik, menurut tipenya dikelompokkan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu:
1. Itik petelur seperti Indian Runner, Khaki Campbell, Buff (Buff Orpington) dan CV 2000-INA;
2. Itik pedaging seperti Peking, Rouen, Aylesbury, Muscovy, Cayuga;
3. Itik ornamental (itik kesayangan/hobby) seperti East India, Call (Grey Call), Mandariun, Blue Swedish, Crested, Wood.
Jenis
bibit unggul yang diternakkan, khususnya di Indonesia ialah jenis itik
petelur seperti itik tegal, itik khaki campbell, itik alabio, itik
mojosari, itik bali, itik CV 2000-INA dan itik-itik petelur unggul
lainnya yang merupakan produk dari BPT (Balai Penelitian Ternak).
Mengapa Bisnis Bebek Peking?
Bisnis
bebek peking merupakan peluang bisnis yang cukup potensial, jika anda
masih penasaran dengan bisnis ini ada beberapa hal yang membuat peluang
bisnis ini layak dipertimbangkan:
1.
Dari segi laju pertumbuhannya, ternak itik dapat tumbuh lebih cepat
dari ternak ayam, apalagi itik yang tergolong tipe pedaging seperti
itik peking. Pada umur satu bulan berat itik peking sudah mencapai 1,5
kg dan pada umur 2 bulan beratnya sudah bisa mencapai 3 kg, sedangkan
untuk ayam potong (broiler) pada umur yang sama hanya bisa mencapai
berat sekitar 1 kg dan 2 kg.
2.
Ternak itik diyakini jauh lebih tahan terhadap penyakit jika
dibandingkan dengan ternak ayam. Sekalipun penyakit-penyakit yang
menyerang ternak ayam pada umumnya juga menyerang itik, namun akibat
yang diderita oleh itik tidak terlalu parah. Hal ini terkecuali hanya
pada kepekaannya terhadap aflatoxin di mana itik amat peka terhadap
aflatoxin yaitu jamur pada biji-bijian.
3.
Dalam bentuk usaha peternakan rakyat, peternakan itik dapat diusahakan
dengan memanfaatkan peralatan yang amat sangat sederhana, misalnya
perkandangannya serta alat-alat yang digunakan dalam kandang. Bahkan
itik dapat bertahan hidup di alam terbuka dengan model kandang seperti
kemahnya anak pramuka.
4.
Dalam usaha peternakan itik yang diusahakan secara ekstensif kita
dapat memanfaatkan alam sekitar di mana banyak terdapat sumber-sumber
karbohidrat dan protein yang terbuang sia-sia seperti sisa-sisa panen
padi di sawah, cacing, ikan-ikan kecil di sungai-sungai, dan lain
sebagainya. Di samping itu, karena itik memiliki insting berkelompok
(flocking instinct) yang amat kuat, maka ini sangat membantu dalam hal
pengendalian terutama untuk model pemeliharaan yang bersifat ekstensif
(digembalakan).
5.
Kulit telur itik pada umumnya lebih tebal dibandingkan dengan kulit
telur ayam. Ini mempunyai arti penting dalam hal mengurangi resiko
pecah atau retak terutama dalam penanganan (product handling) dan
transportasi. Terlebih untuk usaha penetasan telur dan pembuatan telur
asin.
6.
Pada umumnya unggas air seperti ternak itik dan yang lainnya jarang
bahkan bisa dikatakan tidak memiliki sifat kanibal dan agonistik
(berkelahi)
7.
Sisi lain pemanfaatan limbah terutama bulu, selain dapat dimanfaatkan
sebagai bahan kasur, bantal, atau pakaian, maka untuk bulu itik jenis
tertentu seperti entok dan yang lainnya dapat dipergunakan sebagai
bahan suttle kock. Ini berarti ada nilai lebih dari limbah yang berasal
dari ternak itik.
8.
Jika dibandingkan dengan telur ayam ras maka telur itik terkesan lebih
dihargai karena telur itik dijual dengan satuan butir/biji sedangkan
untuk telur ayam ras dijual dengan satuan kilogram (kg).
9.
Secara umum harga produk ternak itik baik untuk komoditi telur atau
daging terasa lebih stabil jika dibandingkan dengan produk ternak ayam.
Sebelumnya
Pemerintah Provinsi Bangka Belitung (Babel) mengembangkan budidaya
peternakan bebek peking karena meningkatnya permintaan pangsa pasar
nasional dan internasional terhadap daging bebek tersebut.
Kepala
Dinas Pertanian, Perkebunan dan Pertenakan Babel, Bayodandari, di
Pangkalpinang, mengatakan, pemerintah daerah memotivasi para pengusaha
dan peternak untuk mengembangkan bebek peking seiring dengan permintaan
pasar terhadap daging bebek peking cukup tinggi.
"Pada
2009 ekspor daging peking ke manca negara seperti Singapura, Cina,
Jepang, Taiwan berkisar 150 ton dan permintaan pasar nasional berkisar
20 ton pertahun, sementara produksi daging bebek peking terbatas
seiring masih kurang minat masyarakat," ujarnya.
Ia
mengatakan, berdasarkan pengalaman di lapangan, bebek peking mempunyai
kemampuan menghasilkan daging dengan waktu cepat serta kualitas yang
tidak kalah dengan ayam ras pedaging. Bebek peking mempunyai kemampuan
untuk menghasilkan produksi daging kurang dari dua bulan bisa
menghasilkan berat badan sekitar 3 - 3,3 kilogram dan siap panen.
"Hal
ini telah dibuktikan peternak bebek peking di Belinyu Kabupaten Bangka
yang menjadikan bekas tambang timah dalam mengembangkan bebek peking
dan bebek peking umur 53 hari bisa mencapai berat badan sekitar 3,25
kilogram," ujarnya.
Menurut
dia, permasalahan yang dihadapi peternak dalam mengembangkan bebek
peking yakni ketersediaan bibit yang terbatas dan tingginya pakan bebek
peking.
"Kita
masih mengandalkan bibit dari Malaysia karena untuk melakukan
pembibitan bebek peking harus memiliki ketersediaan SDM dan sarana
listrik yang memadai.
Sementara
ketersediaan bahan pakan ternak peking, peternak mengandalkan pasokan
pakan dari Pulau Jawa dan Sumatera sehingga biaya produksi bebek peking
tinggi," ujarnya.
Menurut
dia, Bangka Belitung (Babel) bisa mengimpor daging itik atau bebek
paking ke sejumlah negara jika didukung oleh sarana yang memadai
seperti listrik, pakan ternak dan lokasi pembibitan yang bisa membuat
mempercepat perkembangbiakan bebek paking.
"Geografis
daerah di Babel cukup mendukung sebagai sentra pembibitan bebek paking
jika benar-benar dikelola lebih serius, tentu juga didukung oleh dana
yang memadai," katanya.
Banyak
pertanyaan yang masuk kepada kami seputar DOD itik peking dan cara
beternak itik jenis pedaging ini. Karena kapasitas kami yang kurang
memadai dan waktu yang kami miliki juga sangat terbatas maka kami
menurunkan sebuah artikel yang ditulis oleh Bapak Ir. H. Idih Purnama
Alam dengan judul �BUDIDAYA ITIK PEKING (PEKING DUCK)�. Beliau adalah
pegawai Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, sehingga menjadi sangat
pas lah ketika pakar dan ahlinya yang berbicara. Namun tidak menutup
kemungkinan kalau ada pertanyaan dari pembaca seputar produk ini kami
akan berusaha menjawabnya sebatas kemampuan dan kapasitas kami,
insyaallah. Semoga bermanfaat.
Seperti
kita ketahui bersama, bahwa perkembangan perunggasan sejak awal tahun
2004 telah banyak didera dengan berbagai cobaan yang banyak
mengakibatkan terpuruknya usaha di bidang perunggasan, baik itu
peternak ayam ras (petelur/pedaging), ayam buras maupun peternak itik.
Dimulai dengan adanya serangan penyakit unggas yang terkenal ganas
yaitu penyakit avian influenza (AI) atau yang lebih populer dengan
sebutan penyakit flu burung sampai dengan kenaikan harga bahan baku
pakan ternak maupun pakan ternak jadi akibat kenaikan harga bahan bakar
minyak, kondisi seperti itu dirasa sangat menekan terhadap
perkembangan perunggasan secara menyeluruh.Pembangunan sub sektor
peternakan tidak bisa terlepas dari kegiatan pembangunan pertanian,
karena pembangunan sub sector peternakan merupakan bagian dari
pembangunan pertanian, hal ini sejalan dengan apa yang telah
dicanangkan oleh bapak presiden republik indonesia pada tanggal 11 juni
2005 tentang revitalisasi pertanian, perikanan dan kehutanan (RPPK) di
mana peternakan termasuk di dalamnya.
Apabila
kita amati bersama dari kondisi yang telah terjadi dalam pengembangan
pembangunan peternakan fokus yang paling menonjol dan perlu mendapat
perhatian serius adalah komoditi perunggasan, hal ini disebabkan dengan
banyaknya kasus penyakit ai maupun kenaikan harga pakan serta
penurunan minat masyarakat terhadap budidaya unggas terutama unggas
berupa ayam buras, malahan tidak sedikit kasus penyakit ai ini yang
menyerang terhadap manusia, sehingga pembangunan perunggasan perlu
disikapi dengan arif dan selectif serta harus bisa menciptakan
terobosan alternatif untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan daging yang
berasal dari unggas.
Dari
pengalaman di lapangan ternyata ada komoditi lain selain ayam ras
pedaging yang mempunyai kemampuan untuk menghasilkan daging dengan
waktu cepat serta kualitas yang tidak kalah dengan ayam ras pedaging
yaitu unggas air berupa itik peking (peking duck). Di mana peking duck
mempunyai kemampuan untuk menghasilkan produksi daging kurang dari 2
bulan bisa menghasilkan berat badan sekitar 3 - 3,3 kg, sehingga sudah
siap untuk dipotong.hal ini telah dibuktikan oleh peternak di kapetakan
kecamatan kroya kabupaten Cirebon di mana itik peking umur 53 hari
bisa mencapai berat badan sekitar 3,25 kg. Seperti yang telah dimuat
dalam harian kompas terbitan Juni 2007.
Dengan
melihat kondisi seperti tersebut di atas kami mencoba membuat tulisan
mengenai budi daya itik peking dalam rangka akselerasi pembangunan
peternakan unggas air untuk pemenuhan kebutuhan akan daging dalam waktu
yang relatif cepat, mudah dan bisa dikembangkan oleh masyarakat di
pedesaan.
Maksud dan Tujuan
Maksud dari pola pengembangan pemeliharaan itik peking ini antara lain:
1. Untuk mencari alternatif terobosan dalam rangka mempercepat produksi daging yang berasal dari unggas air (itik).
2. Merubah pola usaha unggas air (itik) dari yang nomaden ke arah yang intensif.
3. Menjadikan usaha unggas air (itik) menjadi usaha pokok masyarakat.
4. Menciptakan peternak yang mandiri dan berkualitas (peternak tangguh).
5. Menyediakan permintaan pasar terutama permintaan daging itik yang bekualitas.
Sedangkan tujuan dari budi daya itik peking (peking duck) ini antara lain:
style="text-align: justify;">1. Meningkatkan produksi daging itik yang berkualitas.
2. Meningkatkan pendapatan dari para peternak itik.
3. Menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat pedesaan.
4. Mengurangi tingkat pengangguran.
5. Memperkenalkan usaha peternakan itik jenis pedaging yang bisa menghasilkan daging kualitas prima dalam waktu relatif singkat
6.
Disamping penyediaan daging, juga bisa menghasilkan bulu itik
(feathers duck) sebagai bahan kerajinan seperti shutle cok, jok kursi,
kamoceng dll.
Permasalahan
Dalam
setiap kegiatan, tentunya selalu timbul permasalahan baik permasalahan
yang besar maupun pemasalahan kecil, dan setiap permasalahan perlu
dicarikan alternatif pemecahannya. Masalah itik peking ini ada sedikit
permasalahan yang kiranya perlu diambil langkah-langkah untuk mencapai
keberhasilan dan yang timbul pada saat ini diantaranya :
1.
Permintaan daging itik peking di pasaran cukup tinggi, tetapi sumber
pasokan daging pada saat ini masih mengandalkan kepada daging import.
2. Budidaya itik peking pada saat ini masih dikuasai oleh pengusaha besar, sedangkan peternak di pedesaan masih relatif sedikit.
3. Penyediaan bakalan (DOD) peking masih bersifat tertutup, belum secara mudah didapatkan oleh masyarakat luas.
Adapun jenis penyakit yang biasa terjangkit pada itik adalah:
1. Penyakit Duck Cholera
Penyebab: bakteri Pasteurela avicida.
Gejala: mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauan.
Pengendalian: sanitasi kandang,pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada dengan dosis sesuai label obat.
2. Penyakit Salmonellosis
Penyebab: bakteri typhimurium.Gejala: pernafasan sesak, mencret.
Pengendalian:
sanitasi yang baik, pengobatan dengan furazolidone melalui pakan
dengan konsentrasi 0,04% atau dengan sulfadimidin yang dicampur air
minum, dosis disesuaikan dengan label obat.
Pola Pengembangan Budidaya Itik Peking (Peking Duck)
System pemeliharaan
Untuk
menentukan suatu bentuk usaha terutama dalam usaha ternak itik, maka
yang pertama kali diperhatikan yaitu tujuan usaha, apakah tujuannya
untuk menghasilkan daging konsumsi atau mau menghasilkan bibit supaya
untuk langkah selanjutnya bisa ditentukan system pemeliharaan yang akan
diambil.
Dalam usaha perunggasan terutama unggas air (itik) dikenal dengan system pemeliharaan yaitu:
1. System pemeliharaan extensif
2. System pemeliharaan semi intensif
3. System pemeliharaan intensif
System
pemeliharaan extensif, di mana pada system ini ternak-ternak
dipelihara dengan cara di abur/digembalakan tanpa memperhatikan kandang
maupun makanan, karena ternak-ternak tersebut dilepas di tempat-tempat
yang mempunyai sumber pakan alami misalnya di daerah-daerah persawahan
yang baru panen. Pemeliharaan ini dilaksanakan oleh para peternak yang
bersifat tradisional dan nomaden, kondisi ini banyak ditemukan di
daerah Jawa Barat bagian utara, karena daerah pantura ini merupakan
daerah persawahan yang cukup luas sehingga menjadi potensi bagi
pengembangan itik dengan system extensif.
Pemeliharaan
dengan system semi intesif, di mana ternak-ternak yang di pelihara
sudah memperhatikan kandang ternak dan diberi makan tetapi
sewaktu-waktu dilepas untuk mencari makan sewaktu ada peluang pada saat
panen padi ataupun pada tempat-tempat yang mempunyai potensi sumber
pakan yang alami
Sedangkan
pemeliharaan yang intensif, ternak-ternak peliharaan selalu di
tempatkan dikandang dan diberi makan secara terus menerus serta sudah
memperhatikan aspek-aspek teknis pemeliharaan ternak secara ilmiah dan
sudah menggunakan teknologi-teknologi yang dianjurkan.
Untuk
pemeliharaan itik peking (peking duck), lebih tepat apabila
dilaksanakan dengan system intensif, hal ini disebabkan itik peking
(peking duck) merupakan itik ras pedaging yang mempunyai kemampuan
kecepatan pertumbuhan dalam waktu yang relatif singkat, di mana dalam
kurun waktu pemeliharaan kurang dari 2 (dua) bulan berat badannya sudah
bisa mencapai di atas 3 kg dengan kondisi makanan yang baik dan itik
sudah siap dijual sebagai itik pedaging, dengan kualitas daging yang
prima.
Dalam
usaha budi daya itik peking (peking duck) ini dikenal beberapa tahapan
pemeliharaan, terutama untuk usaha budidaya pembibitan sedangkan untuk
budi daya penggemukan (penghasil daging) hanya dikenal 1 (satu)
tahapan pemeliharaan.
Tahapan Pemeliharaan Pembibitan :
A. Pemeliharaan anak (masa starter)
Pemeliharaan
anak/masa starter dimulai pada saat itik peking (peking duck) berumur 1
hari sampai umur 60 hari, di mana anak-anak itik dipelihara dalam
kandang khusus yaitu untuk kandang anak dengan memakai pemanas/induk
buatan dalam rangka menghangatkan tubuh dari anak itik tersebut, hal
ini disebabkan pada umur 1-14 hari anak itik tidak tahan dengan cuaca
dingin karena belum dilengkapi dengan bulu yang sempurna untuk menahan
dingin, sehingga perlu adanya bantuan induk buatan sebagai penghangat
tubuh, serta anak itik diberi makan khusus yaitu pakan anak yang
mempunyai kandungan protein sekitar 19 - 21% kadar protein dan lebih
dikenal dengan pakan �starter�. Setelah umur 14 hari anak itik tersebut
sudah mampu untuk menahan hawa dingin sehingga tidak perlu lagi
dibantu dengan induk buatan (pemanas), di kandang ini bisa dipelihara
sampai umur 60 hari bagi pemeliharaan pembibitan, selanjutnya setelah
umur di atas 60 hari dipindahkan ke kandang masa pertumbuhan (grower).
Untuk pemeliharaan anak ini bisa dalam bentuk postal ataupun
menggunakan kandang box, untuk kandang box biasanya dilakukan pada umur
1 - 14 hari sedangkan dari umur 15 - 60 hari dilaksanakan pada kandang
postal karena badan itik sudah mulai besar. Kapasitas kandang pada
periode ini yaitu 10 - 15 ekor/m2.
B. Pemeliharaan masa pertumbuhan (periode grower)
Periode
pemeliharaan itik peking pada masa pertumbuhan/masa grower, perlu
diperhatikan ternak yang dipelihara, karena pada masa ini yang banyak
dipelihara adalah itik peking (peking duck) betina sebagai calon bibit
pengganti /replacement stock atau persediaan bibit dan juga itik peking
jantan yang berfungsi sebagai pejantan pengganti. Untuk mempersiapkan
peremajaan bibit, maka perlu dipersiapkan bibit pengganti yang
mempunyai kelebihan atau keunggulan tertentu sebagai bibit pengganti,
baik jantan maupun betina dengan sex ratio 1 : 4 ( 1 jantan 4 betina).
Pada periode ini itik yang dipelihara berumur antara 61 hari sampai
dengan 150 hari, sedangkan kapasitas kandang pada masa ini sekitar 6 - 8
ekor/m2.
C. Pemeliharaan peking duck layer/periode bertelur
Itik
peking/peking duck yang sudah berumur 5 bulan atau lebih baik jantan
maupun betina dikategorikan sebagai itik layer karena pada saat ini
kondisi itik sudah bersiap-siap untuk memproduksi telur, ada yang mulai
umur 5,5 bulan atau 6 bulan tetapi secara umum mulai bertelur normal
pada umur 6 bulan. Itik-itik tersebut ditempatkan pada kandang khusus,
yaitu kandang itik dewasa , kandang itik ini dilengkapi dengan tempat
bertelur serta kandang umbaran atau lapangan tempat bermain yang
dilengkapi dengan kolam/saluran air yang berfungsi untuk mandi itik dan
mendinginkan tubuh pada saat siang hari dengan sex ratio sekitar 1 : 4
( 1 jantan banding 4 betina). Ternak-ternak ini berfungsi sebagai
bibit penghasil telur yang siap untuk ditetaskan sebagai sumber dod
yang dipasarkan untuk bakalan pemeliharaan itik peking. Kapasitas
dikandang dewasa sekitar 3 - 5 ekor/m2.
Tahap Pemeliharaan Penggemukan
Untuk
pemeliharaan itik peking/peking duck dengan tujuan penggemukan hanya
dilaksanakan dalam 1 (satu) masa pemeliharaan yaitu dari itik berumur 1
(satu) hari sampai itik peking tersebut siap dijual. Dengan makanan
dan pemeliharaan yang baik ,berat badan itik peking yaitu mencapai
sekitar 3,3 kg selama pemeliharaan kurang lebih 55- 60 hari yaitu mulai
umur 1 hari sampai umur 55 hari. Pada umumnya itik-itik yang
dipelihara untuk tujuan ini adalah itik peking yang jantan, tetapi yang
betinanya pun mempunyai kemampuan yang sama dengan yang jantan hanya
berbeda sedikit saja dalam hal berat.
Kalau
kita bandingkan antara waktu pemeliharaan dengan hasil produksi daging
yang dihasilkan antara itik peking/peking duck dengan ayam ras
pedaging akan lebih unggul itik peking, di mana untuk itik peking
dengan waktu pemeliharaan sekitar 53 - 55 hari bisa menghasilkan daging
berat hidup sekitar 3,3 kg, sedangkan untuk ayam ras pedaging dengan
jangka waktu pemeliharaan sekitar 32- 35 hari menghasilkan daging berat
hidup sekitar 1,2 - 1,5 kg, sehingga apabila kita bandingkan dengan
waktu yang sama maka akan diperoleh berat daging itik peking melebihi
berat dari pada ayam ras pedaging. Silahkan buktikan!
Sistem Perkandangan
Sistem perkandangan dalam budi daya itik peking/peking duck bisa dikenal 3 tipe kandang diantaranya :
1. Tipe kandang battery
Dalam
tipe kandang ini, ternak dikandangkan satu persatu dalam satu kotak
dengan ukuran yang hanya cukup untuk 1 ekor itik peking/peking duck
dewasa, dengan ukuran kandang panjang x lebar x tinggi (45 x 45 x 35
cm). Dengan tipe kandang ini biaya untuk kandang relatif lebih tinggi
apabila dibandingkan dengan tipe kandang yang lain. Dengan tipe kandang
battery ini, maka sistem perkawinannya harus menggunakan kawin buatan
(insiminasi buatan) yang dilakukan oleh tenaga manusia yang ahli dalam
insiminasi buatan dengan istilah inseminator. Pada tipe kandang ini
kondisi ternak maupun produksi telur dari pada itik peking/peking duck
bisa terkontrol secara satu persatu, apakah produktivitasnya tinggi
atau rendah, begitu juga dalam pengontrolan penyakitnya akan lebih
mudah terkontrol.
2. Tipe kandang postal
Dalam
usaha ternak itik yang menggunakan tipe kandang postal, di mana
ternak-ternak peliharaan ditempatkan dalam satu ruangan besar dengan
jumlah ternak tertentu, di mana pemberian makan dan minuman ditempatkan
di dalam ruangan kandang, sehingga ternak itik yang dipelihara selalu
berada di dalam ruangan, biasanya tipe ini dalam pemeliharaan itik
hanya digunakan untuk itik starter dan grower/masa pertumbuhan tetapi
adakalanya digunakan untuk itik periode layer. Kapasitas itik untuk
tipe kandang postal ini tergantung dari pada jenis itik yang dipelihara
apakah jenis itik starter atau itik grower, untuk umur itik periode
starter kapasitas kandang yang digunakan yaitu sekitar 10 - 15 ekor/m2,
sedangkan apabila digunakan untuk preiode grower yaitu sekitar 6 - 8
ekor/m2, seandainya digunakan untuk periode layer kapasitas kandang
sekitar 3 - 5 ekor/m2.
3. Tipe kandang ranch
Tipe
kandang ranch ini merupakan pengembangan dari tipe kandang postal, di
mana dalam kandang tipe ranch ini selain ada ruangan tempat ternak juga
di bagian luar/di halaman depannya disediakan halaman tempat bermain
yang biasa dikenal dengan nama kandang umbaran yang dilengkapi dengan
saluran air atau kolam, yang berfungsi untuk mandi/membersihkan kotoran
yang menempel di badannya serta berfungsi pula untuk mendinginkan
tubuh di waktu siang hari, hal ini disebabkan itik peking merupakan
jenis unggas yang tidak tahan terhadap panas, sehingga harus disediakan
air untuk pendingin tubuhnya. Tipe kandang ini lebih cocok untuk
pemeliharaan ternak unggas air dengan cara pemeliharaan yang intensif.
Demikian artikel Budidaya Bebek Peking, semoga bermanfaat.
https://www.youtube.com/watch?v=ajfB0ZZMXvI&ab_channel=Suksespedia
https://www.youtube.com/watch?v=2Jn_oU7Ptek&ab_channel=LunathicSkyes
Sumber: http://budidayamenjanjikan.blogspot.com/2013/05/budidaya-bebek-peking.html