
Sebelum memulai budidaya buncis, sebaiknya mengetahui jenis dan ciri-ciri buncis yang baik.
Ciri - Ciri
* Warna Polong Hijau Muda Terang
* Ukuran buah Panjang 15 - 17 cm
* Berbiji Hitam Mulus
* Buah lentur dan Tidak Mudah Patah
KEUNGGULAN PRODUK
* Genjah
* Buah lentur
*Tidak mudah patah, sehingga tahan transportasi
* Produktifitas tinggi
DESKRIPSI VARIETAS
* Warna polong hijau muda terang
* Ukuran buah panjang 15 - 17 cm
* Berbiji hitam mulus
* Sangat Produktif
* Buah lentur dan tidak mudah patah

BUDIDAYA
A. Pengolahan Tanah
Pengolahan
tanah adalah semua pekerjaan yang ditujukan pada tanah untuk
menciptakan media tanam yang ideal, sehingga tanaman dapat tumbuh
dengan baik. Pembersihan rumput-rumputan, penggemburan tanah, dan
pembuatan parit-parit drainase adalah termasuk pengolahan tanah.
Setelah
bersih dari gulma, pekerjaan selanjutnya adalah membajak tanah. Tanah
dibajak dan dicangkul 1-2 kali sedalam 20-30 cm. Untuk tanah-tanah
berat pencangkulan dilakukan dua kali dengan jangka waktu 2-3 minggu.
Sedangkan untuk tanah-tanah ringan pencangkulan cukup dilakukan sekali
saja.
B. Penanaman
Jarak
tanam yang digunakan adalah20 x 50 cm, baik untuk tanah datar atau
tanah miring. Dan bila kesuburan tanahnya tinggi, maka sebaiknya
menggunakan jarak tanam yang lebih sempit lagi, yaitu 20 x 40 cm.
Setelah
menentukan jarak tanam, kemudian membuat lubang tanam dengan cara
ditugal. Agar lubang tanam itu lurus, sebelumnya dapat diberi tanda
dengan ajir, bambu, penggaris atau tali. Tempat yang diberi tanda
tersebut yang ditugal. Kedalaman tugal 4-6 cm untuk tanah yang remah dan
gembur, sedangkan kedalaman 2-4 cm untuk jenis tanah liat. Hal ini
disebabkan pada tanah liat kandungan airnya cukup banyak, sehingga
dikhawatirkan benih akan membusuk sebelum mampu berkecambah.
C. Pemeliharaan
* Pemupukan
Pemupukan
ini dapt dilakukan pada umur 14-21 hari setelah tanam. Pupuk yang
diberikan hanyalah Urea sebanyak 200 kg / ha, caranya cukup ditugal
kurang lebih 10 cm dari tanaman. Setelah itu ditutupi kembali dengan
tugal atau diinjak dengan khaki.
* Pengairan
Air yang diberikan alam sangat terbatas dan seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman.
* Pengguludan
Penginggian
guludan atau bedengan dilakukan pada saat tanaman berumur kurang lebih
20 dan 40 hari. Lebih baik dilakukan pada saat musim hujan. Tujuan
dari peninggian guludan adalah untuk memperbanyak akar, menguatkan
tumbuhnya tanaman dan memelihara struktur tanah.
* Pemasangan turus atau lanjaran
Pelaksanaan
pemasangan turus dapat dilakukan bersamaan dengan peninggian guludan
yang pertama, yaitu pada saat tanaman berumur 20 hari.
* Pemangkasan
Untuk
memperbanyak ranting-ranting sehingga diperoleh buah yang banyak, maka
tanaman buncis perlu dipangkas. Pemangkasan sebatas pembentukan
sulurnya. Pelaksanaan pemangkasan dilakukan bila tanaman telah berumur 2
dan 5 minggu.

HAMA DAN PENYAKIT
A. HAMA
1. Kumbang Daun
Gejalanya
daun kelihatan berlubang-lubang bahkan kadang-kadang tinggal kerangka
atau tulang-tulang daunnya saja. Tanaman menjadi kerdil dan polongnya
kecil-kecil.
Pengendaliannya
: Bila sudah terlihat adanya telur, larva, maupun kumbangnya maka
dapat langsung dibunuh dengan tangan. Atau dapat juga diberantas dengan
insektisida Lannate 25 WP, dengan konsentrasi 1,5-3 cc/l air atau
300-6001 larutan setiap hektar.
2. Penggerek polong
Gejalanya
: polong yang masih muda mengalami kerusakan, bijinya banyak yang
keropos. Akan tetapi, kerusakan ini tidak sampai mematikan tanaman
buncis.
Pengendalian
: Dilakukan dengan tanam serentak, usahakan pula tidak ada tanaman
inang disekitar tanaman buncis, misalnya tanman orok-orok perlu juga
dilakukan penyemprotan dengan insektisida.
3. Lalat kacang
Gejalanya
: Daun berlubang-lubang dengan arah tertentu, yaitu dari tepi daun
menuju tangkai atau tulang daun, gejala lebih lanjut berupa pangkal
batang yang membengkok/pecah kemudian tanaman menjadi layu,berubah
kuning, dan akhirnya mati yang masih muda. Apabila tidak mati maka
tumbuhnya kerdil sehingga produksinya sedikit.
Pengendalian
: Setelah biji buncis ditanam sebaiknya segera diberi penutup jerami
daun pisang, penanaman dilakukan secara serentak. Bila tanaman sudah
terserang secara berat maka segeralah dicabut dan dibakar atau dipendam
dalam tanah, apabila erangan belum terlalu berat maka segeralah diberi
insektisida.
4. Kutu daun
Gejala akan lebih jelas terlihat pada tanaman-tanaman yang masih muda. Bila serangannya hebat, maka pertumbuhannya
Menjadi kerdil dan batang memutar (mimilin). Daunnya menjadi keriting dan kadang berwarna kuning.
Pengendaliannya
dengan cara memasukkan musuh alaminya yaitu lembing, lalat dan jenis
dari Coccoinellidae, atau dengan menggunakan insektisida Orthene 75 Sp.
5. Ulat jengkal
semu
Gejalanya
dibawah daun terdapat telur yang bergerombol. Setelah menetas ulatnya
akan memakan daun-daun baik yang muda maupun yang tua. Daun menjadi
berlubang bahkan dapat habis sama sekali. Akibatnya, tanaman menjadi
kerdil karena tidak sempurna melakukan fotosintetis.
Pengendaliannya
: dapat dibunuh satu persatu atau dengan sanitasi, yaitu membersihkan
gulma-gulma yang dapat dijadikan sebagai tempat persembunyian hama
tersebut. Bisa juga dengan menggunakan insektisida Hotathion 40Ec.
6. Ulat penggulung daun
Gejalanya
daun kelihatan seperti menggulung dan terdapat ulat yang dilindungi
oleh benang sutera dan kotoran. Polongnya sering pula ikut direkatkan
bersama-sama dengan daunnya. Daun juga nampak berlubang-lubang bekas
gigitan dari tepi sampai ketulang utama, hingga habis hanya tinggal
urat-uratnya saja.
Pengendaliannya
: sebaiknya daun yang terkena segera dibuang atau dibakar, apabila
masih ada serangan maka dilakukan penyemperotan dengan insektisida.
Insektisidanya yaitu Azodrin 15 WSC.
B. PENYAKIT
1 Penyakit Antraknosa.
Gejala :
-
Polong Buncis muda terdapat bercak-bercak kecil dengan bagian tepi
warna coklat karat dengan warna kenerah-merahan. Bentuknya tidak
beraturan antara yang satu dengan yang lain, bila udara lembab akan
terdapat spora yang berwarna kemerah-merahan.
- Pengendaliannya :
Sebaiknya
dipilih bibit yang benar-benar bebas dari penyakit atau dapat juga
dengan merendam benih dalam fungisida Agrosid 50SD sebelum ditanam.
Dengan penyemperotan fungisida Delsene Mx200, konsentrasi 1-2 gr/lt
air. Juga bisa dengan fingisida Velimek 80WP dengan konsentrasi
2-2,5gr/lt air.
2. Penyakit Embun Tepung
Gejala :
Daun, batang, bunga dan buah berwarna putih keabuan (kelihatan seperti kain beludru).
Pengendaliannya :
Bagian
yang sudah terserang sebaiknya dipotong atau dibakar. Dapat juga
disemprot dengan fungisida Morestan 25WP, konsentrasinya 0,5 - 1 gr/lt
air dan volume larutan 1.000 lt/ha.
3. Penyakit Layu
Gejala :
Tanaman
akan terlihat layu, kuning dan kerdil. Bila batang tanaman yang
diserang dipotong melintang, maka akan terlihat warna coklat atau
dipijat akan keluarlah lendir yang berwarna putih.
Pengendaliannya :
Dilakukan
dengan cara menyiram tanaman dengan air yang bebas dari penyakit, bila
hendak membuat persemaian lebih baik tanah disterilisasi dulu dengan
air panas 100o C. Dilakukan dengan penyemprotan fungisida Agrept 20 WP
dengan konsentrasi 0,5 - 1/lt air.
4. Penyakit Bercak daun
Gejala :
Daun bercak kecil berwarna coklat kekuningan lama kelamaan bercak akan melebar dan bagian tepinya terdapat pita berwarna kuning.
Akibat
lebih parah, dau akan menjadi layu dan berguguran. Bila sampai
menyerang polong, maka polong akan bercak kelabu dan biji yang terbentuk
kurang padat dan ringan.
Pengendaliannya :
Benih
buncis direndam dulu dalam air panas dengan suhu 48 C selama 30
menit. Bilas dengan air dingin dan keringkan. Dengan penyemprotan
menggunakan Baycor 300EC, konsentrasi 0,5 - 1 lt/ha. Bisa juga
menggunakan Bayleton 250EC, konsentrasi 0,25-0,5 lt/ha.
5. Penyakit Hawar Daun
Gejala :
Pertama-tama
terlihat bercak kuning dibagian tepi daun, kemudian meluas menuju
tulang bagian tengah. Daunnya terlihat layu, kering dan coklat
kekuningan. Bila serangannya hebat, daun terlihat berwarna kuning,
seluruhnya dan akhirnya rontok, gejala tersebut dapat meluas kebatang,
sehingga lama kelamaan tanaman akan mati.
Pengendaliannya :
Dengan cara memilih benih yang berkwalitas baik. Perendaman benih dalam Sublimat dengan dosis 1gr /Lt air selama 30 menit.
6. Penyakit Busuk Lunak
Gejala :
Daun
bebercak, berair warnanya menjadi kecoklatan. Gejala ini cepat
menjalar ke seluruh bagian tanaman. Sehingga tanaman menjadi lunak,
berlendir dan berbau busuk.
Pengendaliannya :
Tanaman
yang sudah terserang berat sebaiknya dibuang dan di bakar, dapat
dilakukan dengan menyemprotkan Cupravit OB-21, dengan konsentrasi
4gr/lt air, Delsene Mx200, konsentrasi 2-4 gr/lt air.
7. Penyakit Karat
Gejala :
Pada
jaringan daun terdapat bintik-bintik kecil berwarna coklat, baik
dibagian daun sebelah atas maupun sebelah bawah. Biasanya dikelilingi
dengan jaringan khlorosis.
Pengendaliannya :
Dapat
ditanam varitas buncis yang tahan dengan penyakit karat yaitu ; Manoa
Wonder. Tanaman yang terserang berat sebaiknya dicabut dan dibakar.
8. Penyakit Damping Of
Gejala :
Bagian batang bawah yang terletak dibagian keping biji terlihat berwarna putih pucat karena mengalami kerusakan khlorofil.
Pengendaliannya :
Siram
tanaman dengan air yang bebas penyakit, media semai yang dipakai juga
yang telah disterilkan terlebih dahulu. Bisa juga menggunakan Antracol
70WP, konsentrasi 2gr/lt air, volume larutan 600-800 lt/ha.
9. Penyakit Ujung Kriting
Gejala :
Daun-daun muda menjadi kuning dan keriting, sedangkan daun yang sudah tua menggulung / melilin.
Penegndaliannya :
Dengan
menanm tanaman yang resisten (tahan penyakit). Apabila tanaman yang
sudah terserang penyakit, sebaiknya segera dicabut atau dibakar.
Demikian artikel Budidaya Buncis, semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment