1. | SEJARAH SINGKAT |
| Sebelum memulai Budidaya Ubi Jalar, sebaiknya Anda mengetahui terlebih dahulu sejarah ubi jalar. Ubi
jalar atau ketela rambat atau �sweet potato� diduga
berasal dari Benua Amerika. Para ahli botani dan pertanian
memperkirakan daerah asal tanaman ubi jalar adalah Selandia
Baru, Polinesia, dan Amerika bagian tengah. Nikolai Ivanovich Vavilov,
seorang ahli botani Soviet, memastikan daerah sentrum
primer asal tanaman ubi jalar adalah Amerika Tengah.
Ubi jalar mulai menyebar ke seluruh dunia, terutama
negara-negara beriklim tropika pada abad ke-16. Orang-orang
Spanyol menyebarkan ubi jalar ke kawasan Asia, terutama
Filipina, Jepang, dan Indonesia. |
2. | JENIS TANAMAN |
| Plasma
nutfah (sumber genetik) tanaman ubi jalar yang tumbuh di
dunia diperkirakan berjumlah lebih dari 1000 jenis, namun
baru 142 jenis yang diidentifikasi oleh para peneliti.
Lembaga penelitian yang menangani ubi jalar, antara lain: International
Potato centre (IPC) dan Centro International de La Papa
(CIP). Di Indonesia, penelitian dan pengembangan ubi jalar
ditangani oleh Pusat Peneliltian dan Pengembangan Tanaman
Pangan atau Balai Penelitian Kacang-Kacangan dan
Umbi-Umbian (Balitkabi), Departemen Pertanian.
Varietas atau kultivar atau klon ubi jalar yang ditanam di berbagai
daerah jumlahnya cukup banyak, antara lain: lampeneng, sawo,
cilembu, rambo, SQ-27, jahe, kleneng, gedang, tumpuk,
georgia, layang-layang, karya, daya, borobudur, prambanan,
mendut, dan kalasan.
Varietas yang digolongkan sebagai varietas unggul harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) | Berdaya hasil tinggi, di atas 30 ton/hektar. |
b) | Berumur pendek (genjah) antara 3-4 bulan. |
c) | Rasa ubi enak dan manis. |
d) | Tahan terhadap hama penggerek ubi (Cylas sp.)dan penyakit kudis oleh cendawan Elsinoe sp. |
e) | Kadar karotin tinggi di atas 10 mg/100 gram. |
f) | Keadaan serat ubi relatif rendah. |
Varietas unggul ubi jalar yang dianjurkan adalah daya,
prambanan, borobudur, mendut, dan kalasan. Deskripsi
masing-masing varietas unggul ubi jalar adalah sebagai
berikut:
a) | Daya 1. Varietas ini merupakan hasil persilangan antara varietas (kultivar) putri selatan x jonggol. 2. Potensi hasil antara 25-35 ton per hektar. 3. Umur panen 110 hari setelah tanam. 4. Kulit dan daging ubi berwarna jingga muda. 5. Rasa ubi manis dan agak berair. 6. Varietas tahan terhadap penyakit kudis atau scab. |
b) | Prambanan 1. Diperoleh dari hasil persilangan antara varietas daya x centenial II. 2. Potensi hasil antara 25-35 ton per hektar. 3. Umur panen 135 hari setelah tanam. 4. Kulit dan daging ubi berwarna jingga. 5. Rasa ubi enak dan manis. 6. Varietas tahan terhadap penyakit kudis atau scab. |
c) | Borobudur 1. Varietas ini merupakan hasil persilangan antara varietas daya x philippina. 2. Potensi hasil antara 25-35 ton per ha. 3. Kulit dan daging ubi berwarna jingga. 4. Umur panen 120 hari setelah tanam. 5. Ubi berasa manis. 6. Varietas tahan terhadap penyakit kudis atau scab. |
d) | Mendut 1. Varietas ini berasal dari klon MLG 12653 introduksi asal IITA, Nigeria tahun 1984. 2. Potensi hasil antara 25-50 ton per ha. 3. Umur panen 125 hari ssetelah tanam. 4. Rasa ubi manis. 5. Varietas tahan terhadap penyakit kudis atau scab. |
e) | Kalasan 1. Varietas diintroduksi dari Taiwan. 2. Potensi hasil antara 31,2-42,5 ton/ha atau rata-rata 40 ton/ha. 3. Umur panen 95-100 hari setelah tanam. 4. Warna kulit ubi cokelat muda, sedangkan daging ubi berwarna orange muda (kuning). 5. Rasa ubi agak manis, tekstur sedang, dan agak berair. 6. Varietas agak tahan terhadap hama penggerek ubi (Cylas sp.). 7. Varietas cocok ditanam di daerah kering sampai basah, dan dapat beradaptasi di lahan marjinal.
|
|
3. | MANFAAT TANAMAN |
| Di
beberapa daerah tertentu, ubi jalar merupakan salah satu
komoditi bahan makanan pokok. Ubi jalar merupakan komoditi
pangan penting di Indonesia dan diusahakan penduduk mulai
dari daerah dataran rendah sampai dataran tinggi. Tanaman ini mampu
beradaptasi di daerah yang kurang subur dan kering. Dengan
demikian tanaman ini dapat diusahakan orang sepanjang
tahun.
Ubi jalar dapat diolah menjadi berbagai bentuk
atau macam produk olahan. Beberapa peluang
penganeka-ragaman jenis penggunaan ubi jalar dapat dilihat
berikut ini:
a) | Daun: sayuran, pakan ternak |
b) | Batang: bahan tanam,pakan ternak |
c) | Kulit ubi: pakan ternak |
d) | Ubi segar: bahan makanan |
e) | Tepung: makanan |
f) | Pati: fermentasi, pakan ternak, asam sitrat |
|
4. | SENTRA PENANAMAN |
|
Pada tahun 1960-an penanaman ubi jalar sudah meluas ke
seluruh provinsi di Indonesia. Pada tahun 1968 Indonesia
merupakan negara penghasil ubi jalar nomor empat di dunia. Sentra
produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Irian Jaya, dan Sumatra Utara. |
5. | SYARAT PETUMBUHAN |
|
5.1. | Iklim
a) |
Tanaman
ubi jalar membutuhkan hawa panas dan udara
yang lembab. Daerah yang paling ideal untuk
budidaya ubi jalar adalah daerah yang bersuhu
21-27 derajat C.
|
b) |
Daerah
yang mendapat sinar matahari 11-12 jam/hari
merupakan daerah yang disukai. Pertumbuhan
dan produksi yang optimal untuk usaha tani
ubi jalar tercapai pada musim kering (kemarau).
Di tanah yang kering (tegalan) waktu tanam yang baik
untuk tanaman ubi jalar yaitu pada waktu musim hujan,
sedang pada tanah sawah waktu tanam yang baik yaitu
sesudah tanaman padi dipanen.
|
c) |
Tanaman ubi jalar dapat ditanam di daerah
dengan curah hujan 500-5000 mm/tahun, optimalnya antara
750-1500 mm/tahun. |
|
5.2. | Media Tanam
a) |
Hampir
setiap jenis tanah pertanian cocok untuk
membudidayakan ubi jalar. Jenis tanah yang
paling baik adalah pasir berlempung, gembur,
banyak mengandung bahan organik, aerasi serta
drainasenya baik. Penanaman ubi jalar pada
tanah kering dan pecah-pecah sering menyebabkan ubi
jalar mudah terserang hama penggerek (Cylas sp.). Sebaliknya,
bila ditanam pada tanah yang mudah becek atau
berdrainase yang jelek, dapat menyebabkan
pertumbuhan tanaman ubi jalar kerdil, ubi
mudah busuk, kadar serat tinggi, dan bentuk
ubi benjol.
|
b) |
Derajat
keasaman tanah adalah pH=5,5-7,5. Sewaktu
muda memerlukan kelembaban tanah yang cukup.
|
c) |
Ubi
jalar cocok ditanam di lahan tegalan atau
sawah bekas tanaman padi, terutama pada musim
kemarau. Pada waktu muda tanaman membutuhkan
tanah yang cukup lembab. Oleh karena itu, untuk penanaman
di musim kemarau harus tersedia air yang memadai.
|
|
5.3. | Ketinggian Tempat
Tanaman ubi jalar membutuhkan hawa panas dan udara yang
lembab. Tanaman ubi jalar juga dapat beradaptasi
luas terhadap lingkungan tumbuh karena daerah
penyebaran terletak pada 300 LU dan 300 LS. Di
Indonesia yang beriklim tropik, tanaman ubi jalar cocok
ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 500 m dpl. Di dataran
tinggi dengan ketinggian 1.000 m dpl, ubi jalar masih
dapat tumbuh dengan baik, tetapi umur panen menjadi
panjang dan hasilnya rendah.
|
|
6. | PEDOMAN BUDIDAYA |
|
6.1. |
Pembibitan
Tanaman ubi jalar dapat diperbanyak secara generatif
dengan biji dan secara vegetatif berupa stek batang
atau stek pucuk. Perbanyakan tanaman secara
generatif hanya dilakukan pada skala penelitian
untuk menghasilkan varietas baru.
-
Persyaratan Bibit Teknik perbanyakan tanaman ubi jalar yang sering dipraktekan adalah dengan
stek batang atau stek pucuk. Bahan tanaman
(bibit) berupa stek pucuk atau stek batang harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a) | Bibit berasal dari varietas atau klon unggul. |
b) | Bahan tanaman berumur 2 bulan atau lebih. |
c) | Pertumbuhan
tanaman yang akan diambil steknya
dalam keadaan sehat, normal, tidak
terlalu subur. |
d) | Ukuran
panjang stek batang atau stek
pucuk antara 20-25 cm, ruas-ruasnya rapat
dan buku-bukunya tidak berakar. |
e) | Mengalami masa penyimpanan di tempat yang teduh selama 1-7 hari. |
Bahan tanaman (stek) dapat berasal dari
tanaman produksi dan dari tunas-tunas ubi
yang secara khusus disemai atau melalui
proses penunasan. Perbanyakan tanaman
dengan stek batang atau stek pucuk secara
terus-menerus mempunyai kecenderungan penurunan
hasil pada generasi-generasi berikutnya. Oleh karena
itu, setelah 3-5 generasi perbanyakan harus
diperbaharui dengan cara menanam atau menunaskan umbi untuk bahan perbanyakan.
- Penyiapan Bibit
Tata cara penyiapan bahan tanaman (bibit) ubi
jalar dari tanaman produksi adalah sebagai berikut:
a) | Pilih
tanaman ubi jalar yang sudah berumur
2 bulan atau lebih, keadaan pertumbuhannya
sehat dan normal. |
b) | Potong
batang tanaman untuk dijadikan stek
batang atau stek pucuk sepanjang 20-25
cm dengan menggunakan pisau yang tajam, dan
dilakukan pada pagi hari. |
c) | Kumpulkan
stek pada suatu tempat, kemudian
buang sebagian daun-daunnya untuk mengurangi
penguapan yang berlebihan. |
d) | Ikat
bahan tanaman (bibit) rata-rata 100
stek/ikatan, lalu simpan di tempat yang
teduh selama 1-7 hari dengan tidak bertumpuk. |
|
|
6.2. | Pengolahan Media Tanam
- Persiapan
Penyiapan lahan bagi ubi jalar sebaiknya
dilakukan pada saat tanah tidak terlalu
basah atau tidak terlalu kering agar
strukturnya tidak rusak, lengket, atau
keras. Penyiapan lahan dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
a) | Tanah
diolah terlebih dahulu hingga
gembur, kemudian dibiarkan selama �1 minggu. Tahap berikutnya, tanah dibentuk guludan-guludan. |
b) | Tanah langsung diolah bersamaaan dengan pembuatan guludan-guludan. |
- Pembentukan Bedengan
Jika tanah yang akan ditanami ubi jalar
adalah tanah sawah maka pertama-tama jerami
dibabat, lalu dibuat tumpukan selebar
60-100 cm. Kalau tanah yang dipergunakan
adalah tanah tegalan maka bedengan dibuat dengan jarak
1 meter. Apabila penanaman dilakukan pada tanah-tanah
yang miring, maka pada musim hujan bedengan
sebaiknya dibuat membujur sesuai dengan
miringnya tanah. Ukuran guludan disesuaikan
dengan keadaan tanah. Pada tanah yang
ringan (pasir mengandung liat) ukuran guludan
adalah lebar bawah � 60 cm, tinggi 30-40 cm,
dan jarak antar guludan 70-100 cm. Pada tanah pasir
ukuran guludan adalah lebar bawah �40 cm, tinggi
25-30 cm, dan jarak antar guludan 70-100 cm. Arah
guludan sebaiknya memanjang utara-selatan,
dan ukuran panjang guludan disesuaikan
dengan keadaan lahan.
Lahan ubi jalar dapat berupa tanah tegalan atau tanah
sawah bekas tanaman padi. Tata laksana penyiapan
lahan untuk penanaman ubi jalar adalah
sebagai berikut :
a) | Penyiapan Lahan Tegalan |
| 1. |
Bersihkan lahan dari rumput-rumput liar (gulma)
|
| 2. | Olahan
tanah dengan cangkul atau bajak
hingga gembur sambil membenamkan rumput-rumput
liar |
| 3. | Biarkan tanah kering selama minimal 1 minggu |
| 4. | Buat
guludan-guludan dengan ukuran lebar bawah
60 cm, tinggi 30-40 cm, jarak antar guludan
70-100 cm, dan panjang guludan disesuaikan dengan
keadaan lahan |
| 5. | Rapikan guludan sambil memperbaiki saluran air diantara guludan. |
b) | Penyiapan Lahan Sawah Bekas Tanaman Padi |
| 1. | Babat jerami sebatas permukaan tanah |
| 2. |
Tumpuk jerami secara teratur menjadi
tumpukan kecil memanjang berjarak 1
meter antar tumpukan |
| 3. | Olah
tanah di luar bidang tumpukan jerami
dengan cangkul atau bajak, kemudian tanahnya
ditimbunkan pada tumpukan jerami sambil membentuk
guludan-guludan berukuran lebar bawah �
60 cm, tinggi 35 cm, dan jarak antar guludan
70-100 cm. Panjang disesuaikan dengan
keadaan lahan |
| 4. |
Rapikan
guludan sambil memperbaiki saluran
air antar guludan. Pembuatan
guludan di atas tumpukan jerami atau sisa-sisa
tanaman dapat menambah bahan organik tanah
yang berpengaruh baik terhadap struktur dan
kesuburan tanah sehingga ubi dapat
berkembang dengan baik dan
permukaan kulit ubi rata. Kelemahan
penggunaan jerami adalah pertumbuhan
tanaman ubi jalar pada bulan pertama sedikit
menguning, namun segera sembuh dan tumbuh
normal pada bulan berikutnya. Bila jerami
tidak digunakan sebagai tumpukan guludan,
tata laksana penyiapan lahan dilakukan
sebagai berikut: - Babat jerami sebatas permukaan tanah
- Singkirkan jerami ke tempat lain
untuk dijadikan bahan kompos - Olah tanah dengan cangkul atau bajak hingga gembur - Biarkan tanah kering selama minimal satu minggu
- Buat guludan-gululdan berukuran
lebar bawah �60 cm, tinggi 35 cm
dan jarak antar guludan 80-100 cm.
- Rapikan guludan sambil memperbaiki
saluran air antar guludan.
|
Hal yang penting diperhatikan dalam
pembuatan guludan adalah ukuran tinggi
tidak melebihi 40 cm. Guludan yang terlalu
tinggi cenderung menyebabkan terbentuknya
ubi berukuran panjang dan dalam sehinggga menyulitkan
pada saat panen. Sebaliknya, guludan yang terlalu
dangkal dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan
atau perkembangan ubi, dan memudahkan serangan
hama boleng atau lanas oleh Cylas sp.
|
|
6.3. | Teknik Penanaman
- Penentuan Pola Tanam
Sistem tanam ubi jalar dapat dilakukan secara
tunggal (monokultur) dan tumpang sari
dengan kacang tanah.
a) | Sistem Monokultur |
|
- Buat
larikan-larikan dangkal arah memanjang
di sepanjang puncak guludan dengan cangkul
sedalam 10 cm, atau buat lubang dengan tugal,
jarak antar lubang 25-30 cm.
- Buat
larikan atau lubang tugal sejauh
7-10 cm di kiri dan kanan lubang tanam untuk
tempat pupuk.
- Tanamkan
bibit ubi jalar ke dalam lubang
atau larikan hingga angkal batang (setek)
terbenam tanah 1/2-2/3 bagian, kemudian
padatkan tanah dekat pangkal setek (bibit).
-
Masukkan
pupuk dasar berupa urea 1/3
bagian ditambah TSP seluruh
bagian ditambah KCl 1/3 bagian dari dosis
anjuran ke dalam lubang atau larikan,
kemudian ditutup dengan tanah tipis-tipis.
Dosis pupuk yang dianjurkan adalah 45-90
kg N/ha (100-200 kg Urea/ha)
ditambah 25 kg P2O5/ha (50 kg
TSP/ha) ditambah 50 kg K2O/ha
(100 kg KCl/ha). Pada saat
tanam diberikan pupuk urea 34-67 kg ditambah
TSP 50 kg ditambah KCl 34 kg per hektar.
Tanaman ubi jalar amat tanggap terhadap
pemberian pupuk N (urea) dan K (KCl).
|
b) | Sistem Tumpang Sari |
|
Tujuan
sistem tumpang sari antara lain
untuk meningkatkan produksi dan
pendapatan per satuan luas lahan. Jenis
tanaman yang serasi ditumpangsarikan dengan
ubi jalar adalah kacang tanah. Tata cara penanaman
sistem tumpang sari prinsipnya sama dengan
sistem monokultur, hanya di antara
barisan tanaman ubi jalar atau di
sisi guludan ditanami kacang tanah.
Jarak tanam ubi jalar 100 cm x
25-30 cm, dan jarak tanam kacang tanah 30
x 10 cm.
|
- Cara Penanaman
Bibit yang telah disediakan dibawa ke kebun
dan ditaruh di atas bedengan. Bibit
dibenamkan kira-kira 2/3 bagian kemudian
ditimbun dengan tanah kemudian disirami air.
Bibit sebaiknya ditanam mendatar, dan semua pucuk
diarahkan ke satu jurusan. Dalam satu alur ditanam
satu batang, bagian batang yang ada daunnya
tersembul di atas bedengan.
Pada tiap bedengan ditanam 2 deretan dengan
jarak kira-kira 30 cm. Untuk areal seluas 1
ha dibutuhkan bibit stek kurang lebih
36.000 batang. Penanaman ubi jalar di lahan
kering biasanya dilakukan pada awal musim
hujan (Oktober), atau awal musim kemarau (Maret)
bila keadaan cuaca normal. Dilahan sawah, waktu tanam
yang paling tepat adalah segera setelah padi rendengan
atau padi gadu, yakni pada awal musim
kemarau.
|
|
6.4. | Pemeliharaan Tanaman
- Penjarangan dan Penyulaman
Selama 3 (tiga) minggu setelah ditanam,
penanaman ubi jalar harus harus diamati
kontinu, terutama bibit yang mati atau
tumbuh secara abnormal. Bibit yang mati
harus segera disulam. Cara menyulam adalah dengan
mencabut bibit yang mati, kemudian diganti dengan
bibit yang baru, dengan menanam sepertiga bagian pangkal
setek ditimbun tanah.
Penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore
hari, pada saat sinar matahari tidak terlalu terik
dan suhu udara tidak terlalu panas. Bibit
(setek) untuk penyulaman sebelumnya
dipersiapkan atau ditanam ditempat yang
teduh.
- Penyiangan
Pada sistem tanam tanpa mulsa jerami, lahan
penanaman ubi jalar biasanya mudah
ditumbuhi rumput liar (gulma). Gulma
merupakan pesaing tanaman ubi jalar, terutama
dalam pemenuhan kebutuhan akan air, unsur hara, dan
sinar matahaari. Oleh karena itu, gulma harus segera
disiangi. Bersama-sama kegiatan penyiangan
dilakukan pembumbunan, yaitu menggemburkan
tanah guludan, kemudian ditimbunkan pada
guludan tersebut.
- Pembubunan
Penyiangan dan pembubunan tanah biasanya
dilakukan pada umur 1 bulan setelah tanam,
kemudian diulang saat tanaman berumur 2
bulan. Tata cara penyiangan dan pembumbunan
meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
a) |
Bersihkan rumput liar (gulma) dengan
kored atau cangkul secara hati-hati
agar tidak merusak akar tanaman ubi
jalar. |
b) |
Gemburkan tanah disekitar guludan
dengan cara memotong lereng guludan, kemudian
tanahnya diturunkan ke dalam saluran antar guludan.
|
c) |
Timbunkan kembali tanah ke guludan semula,
kemudian lakukan pengairan hingga tanah cukup
basah. |
- Pemupukan
Zat hara yang terbawa atau terangkut pada
saat panen ubi jalar cukup tinggi, yaitu
terdiri dari 70 kg N (� 156 kg urea), 20 kg
P2O5 (�42 kg TSP), dan 110 kg K2O (� 220
kg KCl) per hektar pada tingkat hasil 15
ton ubi basah. Pemupukan bertujuan
menggantikan unsur hara yang terangkut saat panen,
menambah kesuburan tanah, dan menyediakan unsur hara
bagi tanaman.
Dosis
pupuk yang tepat harus berdasarkan hasil analisis
tanah atau tanaman di daerah setempat. Dosis pupuk
yang dianjurkan secara umum adalah 45-90kg N/ha (100-200
kg urea/ha) ditambah 25 kg P2O5/ha (�50 kg
TSP/ha) ditambah 50 kg K2O/ha (�100 kg
KCl/ha).
Pemupukan dapat dilakukan dengan sistem
larikan (alur) dan sistem tugal. Pemupukan
dengan sistem larikan mula-mula buat
larikan (alur) kecil di sepanjang guludan
sejauh 7-10 cm dari batang tanaman, sedalam 5-7 cm,
kemudian sebarkan pupuk secara merata ke dalam larikan
sambil ditimbun dengan tanah.
-
Pengairan dan Penyiraman
Meskipun tanaman ubi jalar tahan terhadap
kekeringan, fase awal pertumbuhan
memerlukan ketersediaan air tanah yang
memadai. Seusai tanam, tanah atau guludan
tempat pertanaman ubi jalar harus diairi, selama
15-30 menit hingga tanah cukup basah, kemudian airnya
dialirkan keseluruh pembuangan. Pengairan
berikutnya masih diperlukan secara
kontinu hingga tanaman ubi jalar berumur
1-2 bulan. Pada periode pembentukan dan
perkembangan ubi, yaitu umur 2-3 minggu sebelum
panen, pengairan dikurangi atau dihentikan.
Waktu pengairan yang paling baik adalah pada pagi
atau sore hari. Di daerah yang sumber airnya
memadai, pengairan dapat dilakukan
kontinu seminggu sekali. Hal Yang penting
diperhatikan dalam kegiatan pengairan
adalah menghindari agar tanah tidak terlalu becek
(air menggenang).
|
|
|
7. | HAMA DAN PENYAKIT UBI JALAR |
|
7.1. | Hama
a. | Penggerek Batang Ubi Jalar
Stadium hama yang merusak tanaman ubi jalar
adalah larva (ulat). Cirinya adalah membuat
lubang kecil memanjang (korek) pada batang
hingga ke bagian ubi. Di dalam lubang tersebut
dapat ditemukan larva (ulat). Gejala :
terjadi pembengkakan batang, beberapa bagian
batang mudah patah, daun-daun menjadi layu, dan
akhirnya cabang-cabang tanaman akan mati. Pengendalian :
(1) rotasi tanaman untuk memutus daur atau
siklus hama; (2) pengamatan tanaman pada
stadium umur muda terhadap gejala serangan
hama: bila serangan hama >5 %, perlu
dilakukan pengendalian secara kimiawi; (3) pemotongan
dan pemusnahan bagian tanaman yang terserang berat; (4)
penyemprotan insektisida yang mangkus dan sangkil,
seperti Curacron 500 EC atau Matador 25 dengan
konsentrasi yang dianjurkan. |
b. |
Hama Boleng atau Lanas
Serangga dewasa hama ini (Cylas formicarius
Fabr.) berupa kumbang kecil yang bagian sayap
dan moncongnya berwarna biru, namun toraknya
berwarna merah. Kumbang betina dewasa hidup
pada permukaan daun sambil meletakkan telur
di tempat yang terlindung (ternaungi). Telur menetas
menjadi larva (ulat), selanjutnya ulat akan membuat
gerekan (lubang kecil) pada batang atau ubi yang terdapat
di permukaan tanah terbuka. Gejala :
terdapat lubang-lubang kecil bekas gerekan
yang tertutup oleh kotoran berwarna hijau dan
berbau menyengat. Hama ini biasanya
menyerang tanaman ubi jalar yang sudah
berubi. Bila hama terbawa oleh ubi ke gudang penyimpanan,
sering merusak ubi hingga menurunkan kuantitas dan kualitas
produksi secara nyata. Pengendalian :(1)
pergiliran atau rotasi tanaman dengan jenis
tanaman yang tidak sefamili dengan ubi jalar,
misalnya padi-ubi jalar-padi; (2)
pembumbunan atau penimbunan guludan untuk
menutup ubi yang terbuka; (3) pengambilan dan
pemusnahan ubi yang terserang hama cukup berat; (4)
pengamatan/monitoring hama di pertanaman ubi jalar secara
periodik: bila ditemukan tingkat serangan > 5 %,
segera dilakukan tindakan pengendalian hama
secara kimiawi; (5) penyemprotan insektisida
yang mangkus dan sangkil, seperti Decis 2,5
EC atau Monitor 200 LC dengan konsentrasi
yang dianjurkan; (6) penanaman jenis ubi jalar yang
berkulit tebal dan bergetah banyak; (7) pemanenan tidak
terlambat untuk mengurangi tingkat kerusakan yang
lebih berat.
|
c. | Tikus (Rattus rattus sp)
Hama tikus biasanya menyerang tanaman ubi jalar
yang berumur cukup tua atau sudah pada stadium
membentuk ubi. Hama Ini menyerang ubi dengan
cara mengerat dan memakan daging ubi hingga
menjadi rusak secara tidak beraturan. Bekas
gigitan tikus menyebabkan infeksi pada ubi dan kadang-kadang
diikuti dengan gejala pembusukan ubi. Pengendalian: (1)
sistem gerepyokan untuk menangkap tikus dan
langsung dibunuh; (2) penyiangan dilakukan
sebaik mungkin agar tidak banyak sarang tikus
disekitar ubi jalar; (3) pemasangan umpan beracun, seperti
Ramortal atau Klerat. |
|
7.3. | Penyakit
a. |
Kudis atau Scab Penyebab :cendawan Elsinoe batatas. Gejala :adanya
benjolan pada tangkai sereta urat daun, dan
daun-daun berkerut seperti kerupuk. Tingkat
serangan yang berat menyebabkan daun tidak
produktif dalam melakukan fotosintesis
sehingga hasil ubi menurun bahkan tidak menghasilkan
sama sekali. Pengendalian :(1)
pergiliran/rotasi tanaman untuk memutus
siklus hidup penyakit; (2) penanaman ubi
jalar bervarietas tahan penyakit kudis,
seperti daya dan gedang; (3) kultur teknik
budi daya secara intensif; (4) penggunaan bahan
tanaman (bibit) yang sehat.
|
b. | Layu Fusarium Penyebab : jamur Fusarium oxysporum f. batatas. Gejala :
tanaman tampak lemas, urat daun menguning,
layu, dan akhirnya mati. Cendawan fusarium
dapat bertahan selama beberapa tahun dalam
tanah. Penularan penyakit dapat terjadi melalui
tanah, udara, air, dan terbawa oleh bibit. Pengendalian :
(1) penggunaan bibit yang sehat (bebas
penyakit); (2) pergiliran /rotasi tanaman yang
serasi di suatu daerah dengan tanaman yang
bukan famili; (3) penanaman jenis atau varietas
ubi jalar yang tahan terhadap penyakit Fusarium. |
c. | Virus
Beberapa jenis virus yang ditemukan menyerang
tanaman ubi jalar adalah Internal Cork,
Chlorotic Leaf Spot, Yellow Dwarf. Gejala :
pertumbuhan batang dan daun tidak normal,
ukuran tanaman kecil dengan tata letak daun
bergerombol di bagian puncak, dan warna daun
klorosis atau hijau kekuning-kuningan. Pada
tingkat serangan yang berat, tanaman ubi jalar tidak
menghasilkan. Pengendalian :(1)
penggunaan bibit yang sehat dan bebas virus;
(2) pergiliran/rotasi tanaman selama beberapa
tahun, terutama di daerah basis (endemis)
virus; (3) pembongkaran/eradikasi tanaman untuk
dimusnahkan. |
d. | Penyakit Lain
Penyakit-penyakit yang lain adalah, misalnya,
bercak daun cercospora oleh jamur Cercospora
batatas Zimmermann, busuk basah akar dan ubi
oleh jamur Rhizopus nigricans Ehrenberg, dan
klorosis daun oleh jamur Albugo ipomeae pandurata
Schweinitz. Pengendalian :dilakukan
secara terpadu, meliputi perbaikan kultur
teknik budi daya, penggunaan bibit yang sehat,
sortasi dan seleksi ubi di gudang, dan
penggunaan pestisida selektif.
|
|
|
8. | P A N E N |
|
8.1. | Ciri dan Umur Panen
Tanaman ubi jalar dapat dipanen bila ubi-ubinya sudah
tua (matang fisiologis). Ciri fisik ubi jalar matang,
antara lain: bila kandungan tepungnya sudah
maksimum, ditandai dengan kadar serat yang rendah dan
bila direbus (dikukus) rasanya enak serta tidak
berair.
Penentuan waktu panen ubi jalar
didasarkan atas umur tanaman. Jenis atau varietas ubi
jalar berumur pendek (genjah) dipanen pada umur
3-3,5 bulan, sedangkan varietas berumur panjang (dalam)
sewaktu berumur 4,5-5 bulan.
Panen ubi jalar yang ideal dimulai pada umur 3 bulan,
dengan penundaan paling lambat sampai umur 4 bulan.
Panen pada umur lebih dari 4 bulan, selain resiko
serangan hama boleng cukup tinggi, juga tidak akan
memberikan kenaikan hasil ubi. |
8.2. | Cara Panen Tata cara panen ubi jalar melalui tahapan sebagai berikut:
a) | Tentukan pertanaman ubi jalar yang telah siap dipanen. |
b) |
Potong
(pangkas) batang ubi jalar dengan
menggunakan parang atau sabit, kemudian batang-batangnya
disingkirkan ke luar petakan sambil dikumpulkan.
|
c) | Galilah guludan dengan cangkul hingga terkuak ubi-ubinya. |
d) | Ambil dan kumpulkan ubi jalar di suatu tempat pengumpulan hasil. |
e) | Bersihkan ubi dari tanah atau kotoran dan akar yang masih menempel. |
f) | Lakukan
seleksi dan sortasi ubi berdasarkan ukuran besar
dan kecil ubi secara terpisah dan warna kulit ubi yang
seragam. Pisahkan ubi utuh dari ubi terluka ataupun terserang
oleh hama atau penyakit. |
g) | Masukkan ke dalam wadah atau karung goni, lalu angkut ke tempat penampungan (pengumpulan) hasil. |
|
8.3. | Prakiraan Produksi
Tanaman ubi jalar yang tumbuhnya baik dan tidak
mendapat serangan hama penyakit yang berarti (berat)
dapat menghasilkan lebih dari 25 ton ubi basah per
hektar. Varietas unggul seperti borobudur dapat
menghasilkan 25 ton, prambanan 28 ton, dan kalasan antara
31,2-47,5 ton per hektar. |
|
9. | PASCA PANEN UBI JALAR |
|
9.1. | Pengumpulan |
| Hasil panen dikumpulkan di lokasi yang cukup strategis, aman dan mudah dijangkau oleh angkutan. |
9.2. | Penyortiran dan Penggolongan |
| Pemilihan
atau penyortiran ubi jalar sebenarnya dapat dilakukan
pada saat pencabutan berlangsung. Akan tetapi penyortiran ubi
jalar dapat dilakukan setelah semua pohon dicabut dan
ditampung dalam suatu tempat. Penyortiran dilakukan
untuk memilih umbi yang berwarna bersih terlihat dari
kulit umbi yang segar serta yang cacat terutama
terlihat dari ukuran besarnya umbi serta bercak
hitam/garisgaris pada daging umbi. |
9.3. | Penyimpanan |
| Penanganan
pascapanen ubi jalar biasanya ditujukan untuk mempertahankan
daya simpan. Penyimpanan ubi yang paling baik dilakukan dalam
pasir atau abu. Tata cara penyimpanan ubi jalar dalam
pasir atau abu adalah sebagai berikut:
a) |
Angin-anginkan ubi yang baru dipanen di tempat
yang berlantai kering selama 2-3 hari. |
b) | Siapkan
tempat penyimpanan berupa ruangan khusus atau
gudang yang kering, sejuk, dan peredaran udaranya
baik. |
c) |
Tumpukkan
ubi di lantai gudang, kemudian timbun dengan
pasir kering atau abu setebal 20-30 cm
hingga semua permukaan ubi tertutup.
|
Cara penyimpanan ini dapat mempertahankan daya simpan
ubi sampai 5 bulan. Ubi jalar yang mengalami proses
penyimpanan dengan baik biasanya akan menghasilkan
rasa ubi yang manis dan enak bila dibandingkan dengan
ubi yang baru dipanen.
Hal yang penting
dilakukan dalam penyimpanan ubi jalar adalah
melakukan pemilihan ubi yang baik, tidak ada yang rusak atau
terluka, dan tempat (ruang) penyimpanan bersuhu rendah antara
27-30 derajat C (suhu kamar) dengan kelembapan udara
antara 85-90 %.
|
|
10. | ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA UBI JALAR |
|
10.1. | Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya ubi jalar dengan luas lahan
1 hektar per musim tanam (6 bulan) di daerah Bogor
pada tahun 1999.
1) | Biaya produksi | |
| 1. | Sewa lahan 6 bulan | Rp. 750.000,- |
| 2. | Bibit: 50.000 stek (500 kg) | Rp. 100.000,- |
| 3. | Pupuk - Urea: 200 kg @ Rp. 1.100,- - TSP: 50 kg @ Rp. 1.800,- - KCl: 100 g @ Rp. 1.650,- | Rp. 220.000,- Rp. 90.000,- Rp. 165.000,- |
| 4. | Pestisida: 2 liter (kg) | Rp. 100.000,- |
| 5. | Tenaga kerja - Pengolahan tanah dan pengguludan 100 HKP - Penyiapan bibit 4 HKP+8 HKW - Penanaman 10 HKP+40 HKW - Pembongkaran guludan dan penyiangan 20 HKP - Pupuk, balik batang dan pengguludan 40 HKP - Pengairan 2 kali (8 HKP) - Pengendalian hama penyakit 4 HKP | Rp. 1.000.000,- Rp. 100.000,- Rp. 400.000,- Rp. 200.000,- Rp. 400.000,- Rp. 80.000,- Rp. 40.000,- |
| 6. | Panen dan pasca panen 20 HKP+20 HKW | Rp. 350.000,- |
| 7. | Alat dan penyusutan | Rp. 150.000,- |
| | Jumlah biaya produksi | Rp. 4.145.000,- |
2) | Pendapatan : 25 ton @ Rp. 200.000,- | Rp. 5.000.000,- |
3) | Keuntungan | Rp. 855.000,- |
4) | Parameter kelayakan usaha 1. Rasio Out/Input | = 1,205 |
Catatan : HKP= Hari Kerja Pria; HKW=Hari kerja Wanita |
10.2. | Gambaran Peluang Agribisnis
Selama ini masyarakat mengenal ubi jalar sebagai
makanan pangan pengganti/tambahan dalam keadaan
darurat atau untuk konsumsi masyarakat bawah. Akan
tetapi saat ini potensi ubi jalar cukup baik yang
dapat digunakan sebagai bahan baku industri pakan dan
industri lainnya. Hal ini terlihat dari meningkatnya permintaan
Singapura, Belanda, Amerika Serikat, Jepang dan Malaysia
akan ubi jalar sebagai bahan baku berbagai industri.
Begitu pula kebutuhan dalam negeri cukup tinggi
dimana pada tahun 2000 ini Pemerintah merencanakan
kebutuhan akan umbi-umbian sekitar 17 juta ton.
Sedangkan rata-rata produksi ubijalar dari tahun 1983-1991
hanya 1,8 juta ton. |
|
11. | STANDAR PRODUKSI |
|
11.1. | Ruang Lingkup
Standar produksi meliputi: klasifikasi, syarat mutu,
cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan
dan cara pengemasan. |
11.2. | Diskripsi ---- |
11.3. | Klasifikasi dan Standar Mutu ---- |
11.4. | Pengambilan Contoh
Contoh diambil secara acak sebanyak akar pangkat dua
dari jumlah karung dengan maksimum maksimum 30
karung. Pengambilan contoh dilakukan beberapa kali,
sampai mencapai berat 500 gram. Contoh kemudian
disegel dan diberi label. Petugas pengambil contoh
harus orang yang telah berpengalaman atau dilatih lebih dahulu. |
11.5 | Pengemasan Dibagian luar kemasan ditulis dengan bahan yang tidak mudah luntur, jelas terbaca, antara lain:
a) | Produksi Indonesia. |
b) | Nama barang atau jenis barang. |
c) | Nama perusahaan atau ekspiotir. |
d) | Berat bersih. |
e) | Berat kotor. |
f) | Negara/tempat tujuan. |
|
|
12. | DAFTAR PUSTAKA |
|
1. | Rukmana, Rahmat. (1997). Ubi jalar: budi daya dan pascapanen. Yogyakarta: Kanisius,1997. |
2. | Najiyati, Sri. (1998). Palawija: budidaya dan analisis usaha tani. Jakarta: PT.Penebar Swadaya, 1998.
Demikian artikel Budidaya Ubi Jalar, semoga bermanfaat. |
|